Agar Musibah Berbuah Berkah

Oleh : Buletin HISYAD

Buletin HISYAD 
Edisi Perdana 2009

Musibah gempa bumi yang melanda tanah Padang beberapa waktu yang lalu seakan menambah luka mendalam di tubuh kita, tubuh kaum muslimin. Belum hilang rasa sedih saudara-saudara kita di Jawa Barat karena guncangan gempa, kini kita berduka lagi atas musibah yang menimpa saudara-saudara kita di Maluku

Jika kita membuka lembaran-lembaran duka yang telah berlalu, seakan musibah yang menimpa negeri ini yang datang tiada henti secara silih berganti.

Musibah besar tsunami yang “menyapu habis” tanah Aceh “ Tanah Serambi Mekkah”puluhan ribu saudara kita meninggal dunia, disusul dengan gempa bumi yang menewaskan ribuan jiwa di Jogja. Hingga musibah-musibah lainnya seperti ; banjir, tanah longsor, semburan lumpur, kemiskinan, kelaparan, gizi buruk, tersebarnya wabah penyakit yang mematikan, dan musibah-musibah lainnya yang menimpa negeri ini.

Begitu banyak sebab sehingga Allah Ta’ala menurunkan bala bencana kepada suatu kaum mungkin disebabakan kesyirikan, kekufuran, kedzoliman, kejahatan yang merajalela, tidak ditegakkan amar ma`ruf nahi mungkar, kemaksiatan, berbuat kerusakan di muka bumi, dan tidak diindahkannya syariat islam di suatu negeri merupakan sebagian sebabnya.

Apa hikmah dibalik bencana pada negeri atau kaum tersebut ?

Allah Ta’ala berfirman :

[وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ [٧:٩٦

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”. (QS. Al A’raaf: 96)

Boleh jadi berbagai musibah yang menimpa negeri ini merupakan sebab kelalaian kita sendiri. Kesyirikan dan kekufuran yang merajalela, tidak jarang kehormatan agama islam dijatuhkan, begitu banyak kemaksiatan dilakukan. Semua itu terjadi di negeri kita ini. Maka tak heran jika Allah Ta’ala mendatangkan musibah yang tak henti hentinya terhadap negeri kita ini.

Bagaimana agar musibah berbuah berkah ?

Musibah apapun yang menimpa kita, baik berupa kematian, kelaparan, kemiskinan, bahkan kesulitan hidup, hendaknya kita sikapi dengan baik sesuai dengan tuntunan Allah Ta’ala dan Rasul-Nya shollallahu’alihi wa sallam . Banyak hal yang bisa kita lakukan agar musibah yang menimpa kita dapat mendatangkan rahmat dan berkah. Diantaranya :

1.   Sabar ketika tertimpa musibah,

Sabar merupakan sikap yang pertama kali harus kita lakukan, sehingga Allah Ta’ala memberikan balasan yang begitu besar bagi orang-orang yang sabar. Allah berfirman dalam hadits Qudsi :

عَنْ أَنَسِ ابْنِ مَالِكٍ رضي الله عنه قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ: إِنَّ اللَّهَ قَالَ إِذَا ابْتَلَيْتُ عَبْدِي بِحَبِيبَتَيْهِ فَصَبَرَ عَوَّضْتُهُ مِنْهُمَا الْجَنَّةَ يُرِيدُ عَيْنَيْهِ


“Apabila Aku menguji hambaku dengan
 )kematian dua orang( yang dicintainya kemudian ia bersabar, pasti aku gantikan keduanya dengan surga baginya” ( H.R Bukhari no. 5221)

2.   Istirja` dengan penuh keyakinan dan mengamalkan maknanya

Istirja’nya seseorang mengucapkan :

إِنَّا لِلَّهِ وَ إِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ

“Sesungguhnya kami milik Allah Ta’ala dan sesungguhnya hanya kepada-Nya kami kembali”

Ini merupakan bukti akan kesabaran seseorang yang tertimpa musibah. Bahkan Allah Ta’ala akan memberikan balasan yang sangat besar baginya. Allah Ta’ala berfirman :

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ[<٢:١٥٥] الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ [٢:١٥٦] أُولَٰئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ [٢:١٥٧]

(155) Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (156) (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”. (157) Mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al Baqoroh 155 -157)

3.   Hendaknya kita yakin akan semua takdir Allah Ta’ala.

Segala hal yang menimpa kita, baik maupun buruk merupakan takdir yang telah digariskan oleh Allah Ta’ala atas kita. Sehingga kita lebih mudah untuk menerima segala musibah yang menimpa kita, karena kita yakin akan ketentuan dan takdir Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman :

[قُلْ لَنْ يُصِيبَنَا إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلَانَا ۚ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ [٩:٥١

Katakanlah: “Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah Ta’ala untuk kami. Dialah pelindung kami, dan hanya kepada Allah Ta’ala orang-orang yang beriman harus bertawakal.” (QS. At Taubah: 51)                                                      

4.   Senantiasa bersyukur kepada Allah Ta’ala dalam setiap keadaan.

Hendaknya kita bersyukur kepada Allah Ta’ala bahwa musibah yang menimpa kita tidaklah besar. Karena musibah yang terbesar adalah musibah yang menimpa agama kita. Berupa kemerosotan akhlak, kebodohan ummat, terangkatnya ilmu, hilangnya rasa takut kepada Allah Ta’ala, musibah wafatnya Nabi Muhammad shollallahu’alihi wa sallam. Dalam haditsnya beliau bersabda :

يَا أَيُهَا النَّاسُ أَيُّمَا أَحَدٌ مِنَ النَّاسِ أَوْ مِنَ المُـؤْمِنِيْنَ أُصِيْبَ بِمُصِيْبَةٍٍ فَلْيَعْتَزَّ بمُِصِيْبَتِهِ بِي عَن المُصِيْبَةِ الَتِي تُصِيْبُهُ بِغَيْرِي, فَإِنَّ أَحَدًا مِنْ أُمَّتِي لَنْ يُصَابَ بِمُصِيْبَةٍ بَعْدِي أَشَدّ عَلَيْهِ مِن مُصِيْبَتِي

Wahai sekalian manusia, siapapun diantara manusia atau dari orang mukmin tertimpa musibah maka hendaknya dia menghibur dirinya dengan musibah kematianku atas segala musibah yang menimpanya selain musibah kematianku, karena sesunggunya salah seorang diantara ummatku tidak akan ditimpa musibah yang lebih berat dari musibah kematianku” ( HR Ibnu majah no. 1599)

Dan tak lupa kita sadar bahwa musibah kita tidak seberapa besar dibanding musibah yang menimpa para Nabi dan Rasul, akan tetapi sikap yang mereka ambil dalam menghadapi musibah menunjukkan betapa besar ketegaran jiwa mereka dalam menghadapi ketentuan Allah Ta’ala .

Allah Ta’ala berfirman :

فَاصْبِرْ كَمَا صَبَرَ أُولُو الْعَزْمِ مِنَ الرُّسُلِ وَلَا تَسْتَعْجِلْ لَهُمْ

Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari Rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka”. (QS.Al Ahqaaf : 35)

Semoga beberapa kiat di atas membantu kita agar lebih berlapang dada dalam menghadapi musibah serta mampu menerima segala ketentuan Allah Ta’ala yang telah digariskan kepada kita

Amiien…..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *