Urgensi Tafsir Dalam Memahami Al Qur’an

Oleh : Wajdi Khalid

Sesungguhnya segala puji hanya untuk Allah –azza wa jalla-semata.Kita memuji, meminta pertolongan, memohon ampunan, dan berlindung kepada-Nya dari segala kejahatan diri kita dan dari segala kejelekan amal perbuatan kita. Barangsiapa yang diberi hidayah, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya. Dan barangsiapa yang disesatkan, maka tidak ada yang dapat memberi hidayah kepadanya. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad –shalallahu ‘alaihi wa sallam- adalah hamba dan Rosul-Nya Amma ba’du :

Kedudukan Al Qur’an

Sesungguhnya,Al Quran merupakan tali Allah yang sangat kuat dan jalan-Nya yang lurus, Allah telah menyebutkandengan sifat yang sangat agung. Allah berfirman :

يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَكُمْ بُرْهَانٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكُمْ نُورًا مُبِينًا

Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Rabb-Mu, dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang ( Al-Quran ).”( QS.An Nisa’: 174 )

كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آَيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ

Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supayamereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.” (QS. Shad: 29)

يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ

Hai manusia,sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Rabb-Mu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit ( yang berada ) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman,” (QS.Yunus : 57)

Dan Rosulullah –shalallahu alaihi wa sallam- berkata :

Amma ba’du, sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitabullah, dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad -shalallahu ‘alaihi wa sallam-

Perhatian ulama terhadap tafsir Al Qur’an

Para ulama sangat memfokuskan perhatian mereka kepada Al Qur’an. Dan salah satu bentuknya dengan menulis tafsir Al-Qur’an dan menjelaskan makna-makna yang terkandung di dalamnya. Dengan menarik kesimpulan hukum dan faedah dari ayat-ayatnya sesuai dengan kadar ilmu, iman, dan takwa yang telah Allah berikan kepada mereka.

Syeikh Ibnu Utsaimin –semoga Allah merahmatinya-menjelaskan : “Sesungguhnya Al-Qur’an diturunkan untuk tiga perkara: beribadah dengan membacanya, menghayati makna-maknanya, dan mengambil pelajaran darinya”.

Beliau juga berkata, “Seorang penuntut ilmu seyongyanya berusaha membawakan sebuah ayat untuk disampaikan tafsirnya dalam setiap kesempatan berkumpul dengan orang banyak, terutama tafsir ayat yang sering mereka baca, misalnya surat Al-Fatihah. Karena jika anda tanyakan kepada seorang awam ataupun kepada mayoritas orang awam tentang tafsir surat Al-Fatihah, mereka tidak akan mengetahui tafsirnya sedikitpun insya’Allah”.

Urgensi Tafsir     

Tafsir termasuk disiplin ilmu islam yang paling mulia dan luas cakupannya. Paling mulia, karena kemulian sebuah ilmu itu berkaitan dengan materi yang dipelajarinya, sedangkan tafsir membahas firman-firman Allah. Dikatakan paling luas cakupannya, karena seorang ahli tafsir membahas berbagai macam disiplin ilmu, dia terkadang membahas akidah, fikih, dan akhlak. Di samping itu, tidak mungkin seseorang dapat memetik pelajaran dari ayat-ayatAl-Qur’an, kecuali dengan mengetahui makna-maknanya.

 

Oleh karena itu, kita sebagai seorang muslim harus berusaha mengetahui tafsir Al-Qur’an agar mampu mengambil manfaat darinya dan mampu mengikuti jejak salafus shalih.

Metode penafsiran Al Qur’an

Setelah mengetahui betapa urgennya tafsir, maka sudah seharusnya kita juga mengetahui metode penafsiran Al-Quran yang benar, agar dalam menafsirkan Al-Quran tidak menimbulkan pemahaman-pemahaman yang menyimpang. Secara ringkas, dalam menafsirkan Al-Quran ada empat metode, yaitu sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Katsir dalam Muqadimah tafsir beliau, “Metode paling tepat dalam menafsirkan Al-Quran adalah menafsirkan Al-Quran dengan Al-Quran, karena ayat yang masih global akan dijelaskan di ayat lain, apabila kamu tidak mendapatkan penjelasannya dalam Al-Quran, maka carilah penjelasan dari As- Sunnah, karena As-Sunnah adalah penjelas Al-Quran, kemudian jika kita tidak mendapatkan penjelasan di Al-Quran dan As Sunnah, maka kita meruju’ ke perkataan para sahabat, karena mereka lebih mengetahui dan melihat langsung indikasi-indikasi yang menjelaskan Al-Quran, dan juga mereka memiliki pemahaman yang sempurna dan ilmu yang benar serta amal solih, terlebih khusus para ulama dan pembesar mereka, seperti empat khalifah dan para imam yang diikuti seperti Abdullah bin Mas’ud.Dan apabila aku tidak mendapatkan penjelasan dalam Al-Quran, As Sunnah, dan dari perkataan para sahabat, maka mayoritas para ulama meruju ke perkataan para tabi’in” (Wajdi Khalid)

Disarikan dari Tafsir Juz Amma oleh Syeikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *